Rabu, 13 Januari 2010

Sekilas tentang pemanfaatan akar mengkudu



Terdapat sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam genus Morinda. Menurut H.B. Guppy, ilmuwan Inggris yang mempelajari Mengkudu sekitar tahun 1900, kira-kira 60 persen dari 80 spesies Morinda tumbuh di pulau-pulau besar maupun kecil, di antaranya Malaysia dan pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan Lautan Pasifik.

Hanya sekitar 20 spesies Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain: Morinda bracteata, Morinda officinalis, Morinda fructus, Morinda tinctoria dan Morinda citrifolia. Morinda citrifolia adalah jenis yang paling populer, sehingga sering disebut sebagai "Queen of The Morinda". Spesies ini mempunyai nama tersendiri di setiap negara, antara lain Noni di Hawaii, Nonu atau Nono di Tahiti, Cheese Fruit di Australia, Mengkudu, Pace di Indonesia dan Malaysia.

Filum: Angiospermae, Sub filum: Dycotiledones, Divisi: Lignosae, Famili: Rubiaceae, Genus: Morinda, Spesies: citrifolia. Nama ilmiah: Morinda citrifolia.
Botani Mengkudu
Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae), yang pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti, Afrika, Austra lia, Karibia, Haiti, Fiji, Florida dan Kuba.

Mengkudu selain dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat juga dibuat sebagai zat pewarna untuk tekstil.hal ini dikarenakan pada kulit akar mengkudu mengandung senyawa morindin dan morindon yang menghasilkan warna merah dan kuning.



Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian bahan-bahan pewarna alami sampai ke wilayah- wilayah kolonisasi, karena pada masa itu pewarna sintetis belum ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar mengkudu, dan kemudian diberi nama "Morindone" dan "Morindin". Dari hasil penemuan inilah, nama "Morinda" diturunkan.

1 komentar:

Kuliah_Bahan_dan_Proses mengatakan...

mudah2an uas banpros kita sukses....
qita lakuin smuaaa p'cobaan'a lho!!!