Rabu, 13 Januari 2010

Proses pembuatan warna alami sekaligus pewarnaan menggunakan daun teh

Yang pertama adalah masukkan daun teh ke dalam panci dan rebus daun.



Didihkan hingga air berwarna coklat. Setelah itu angkat dan tuang dalam wadah.



Setelah itu, potong kain yang akan digunakan untuk mencelup. ikat-ikat sesuai keinginan kita. dan yang harus diingat, ikat kain dengan kencang, agar motif yang timbul tidak cacat.



Setelah itu, masukkan dalam larutan air teh tadi selama kurang lebih 10 menit. angkat dan jemur hingga kering.

Lalu buka ikatan karet dan motif yang anda inginkan akan terbentuk apik...

Serba-serbi daun teh


anaman teh umumnya di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var. assamica yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul.

Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu. bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengkilap. Bunga di ketiak berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau, setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek dan sambungan atau cangkokan.



Daun mengandung kafein (2 - 3 %),theobromin, theofilin, tanin, xathine, adenine, minyak asiri, kuersetin dan natural fluoride. Tanin menandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan, setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kj dan mengandung 75 - 80 % air, polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat 4 % kafein 2,5 - 4,5 %, serat 27 % dan pektin 6 %.

Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Theofilin mempunyai efek diuretik kuat, menstimulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempenagruhi otot.

Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan polifenol pada teh mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan trombosis dan atherosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi risiko kematian akibat jantung koroner.

Penggunaan pewarna alami dari daun jambu biji untuk tekstil

Pertama-tama yang dilakukan untuk menggunakan pewarna alami dari daun jambu biji adalah membuat air rebusan gula merah, fungsinya adalah nanti air rebusan gula merah itu akan digunakan sebagai penguat warna.

Cara membuatnya adalah dengan memotong-motong gula merah.


Lalu masukkan ke dalam panci yang diisi sedikit air.


setelah gula merah mencair semua, angkat panci, lalu tuang air rebusan gula merah dan tempakan di wadah.

Setelah itu potong kain yang akan digunakan untuk proses pencelupan. Potong lagi bagian kecil untuk membuat perbandingan warna.


Kain yang akan dicelup, taruh jeruk diatasnya. Lalu ikat kencang dengan karet. Ini dimaksudkan ntuk membuat pola diatas kain saat proses pencelupan.



Lalu celupkan kain yang telah diikat tadi kedalam wadah yang berisi pewarna alami dari daun jambu biji. celupkan juga kain potongan tadi yang akan digunakan untuk membuat perbandingan warna.


Tiap kali mencelup kain membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit. Kemudian itu angkat dan celupkan di wadah tempat rebusan air gula merah tadi.

Lalu jemur hingga agak mengering. Setelah kering lakukan pencelupan seperti tadi selama tiga kali. Sampai tiga kali proses pencelupan maka akan didapat perbandingan warna sebagai berikut.


Dan ini hasil dari kain yang diikat tadi. terlihat jelas tampak moti yang dihasilkan pada kain. ini disebut juga dengan proses celup ikat atau tie dye.

Proses pembuatan pewarna alami dari daun jambu biji

Tanaman jambu biji banyak dikenal orang sebagai obat tradisional untuk banyak penyakit. Selain itu salah satu bagian dari tanaman jambu buju yaitu daunnya, trnyata dapat digunakan sebagai salah satu bahan pewarna alami. Daun jambu biji menghasilkan warna hijau atau kemerahan.
Berikut ini kami akan coba menjabarkan tentang proses pembuatan warna alami dari daun jambu biji. yaitu sebagai berikut :

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah petik dan ambil beberapa lembar daun jambu biji secukupnya.

Langkah kedua adalah cuci daun jambu biji yang telah dipetik tadi dalam baskom sampai bersih.


Kemudian setelah itu potong-potong daun jambu biji, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses pengolahannya.


Setelah dipotong-potong, lalu blender potongan Daun Jambu biji itu. Agar lebih mudah dalam pengolahannya.


Setelah selesai diblender, maka masukkan daun jambu biji tersebut ke dalam panci yang sebelumnya telah diisi dengan air kira-kira 1 liter.


Kemudian rebus hingga i jam lamanya. atau hingga volume air tinggal 0,5 liter.


Tunggu sampai warna air berubah menjadi hijau royo-royo. Setelah itu kemudian saring dan tempatkan dalam wadah.


Maka proses pembuatan warna alami dari daun jambu biji selesai. Dan pewarna alami dari daun jambu biji dapat digunakan.

Tentang daun jambu biji




Jambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.

KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram

Proses pembuatan pewarna alami dari akar mengkudu

Selain dikenal sebagai tanaman obat, akar mengkudu juga dikenal dapat digunakan untuk membuat pewarna untuk industri tektil. Berikut ini kelompok kami akan mencoba membuat pewarna alami dari bahan akar mengkudu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :



Pertama-tama. Cabut pohon mengkudu hingga keakar-akarnya.



Setelah itu cuci akar mengkudu dan potong-potong akar menjadi beberapa bagian.


Setelah akar terpotong-potong maka masukkan potongan akar ke dalam panci yang sebelumnya telah diisi air sebanyak 6 liter.



Lalu rebus diatas kompor pada suhu 100 derajat Celcius sampai sekitar 2 jam atau hingga volume air tinggal 2 liter.


Setelah proses perebusan maka warna air akan berwarna merah kecoklatan sehingga telah dapat digunakan sebagai pewarna pada tekstil. Berikut ini merupakan hasil dari pewarnaan menggunakan akar mengkudu.

Sekilas tentang pemanfaatan akar mengkudu



Terdapat sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam genus Morinda. Menurut H.B. Guppy, ilmuwan Inggris yang mempelajari Mengkudu sekitar tahun 1900, kira-kira 60 persen dari 80 spesies Morinda tumbuh di pulau-pulau besar maupun kecil, di antaranya Malaysia dan pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan Lautan Pasifik.

Hanya sekitar 20 spesies Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain: Morinda bracteata, Morinda officinalis, Morinda fructus, Morinda tinctoria dan Morinda citrifolia. Morinda citrifolia adalah jenis yang paling populer, sehingga sering disebut sebagai "Queen of The Morinda". Spesies ini mempunyai nama tersendiri di setiap negara, antara lain Noni di Hawaii, Nonu atau Nono di Tahiti, Cheese Fruit di Australia, Mengkudu, Pace di Indonesia dan Malaysia.

Filum: Angiospermae, Sub filum: Dycotiledones, Divisi: Lignosae, Famili: Rubiaceae, Genus: Morinda, Spesies: citrifolia. Nama ilmiah: Morinda citrifolia.
Botani Mengkudu
Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae), yang pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti, Afrika, Austra lia, Karibia, Haiti, Fiji, Florida dan Kuba.

Mengkudu selain dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat juga dibuat sebagai zat pewarna untuk tekstil.hal ini dikarenakan pada kulit akar mengkudu mengandung senyawa morindin dan morindon yang menghasilkan warna merah dan kuning.



Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian bahan-bahan pewarna alami sampai ke wilayah- wilayah kolonisasi, karena pada masa itu pewarna sintetis belum ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar mengkudu, dan kemudian diberi nama "Morindone" dan "Morindin". Dari hasil penemuan inilah, nama "Morinda" diturunkan.